My Way...

Agustus 08, 2017

[caption width="640" align="alignnone"]Sumber : Pixabay.com[/caption]
Rasanya setiap orang memiliki jalannya masing - masing. Bukan rasanya, tapi lebih tepat setiap orang memiliki jalannya masing - masing. Cara masing - masing untuk bertahan hidup.

Tak usah terlalu berpikir panjang dengan masalah ini, cukup lihatlah dan baca kenyataan yang ada disekitarmu. Bukankah setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menentukan masa depan mereka? 

Berdiam diri dengan tumpukan malas atau giat dengan kobaran semangat. Berlari sekencangnya atau hanya berjalan pelan seolah tak ada semangat. Semua itu kembali kepada masing - masing, bisa di katakan hak masing - masing manusia. 

Pilihan mereka, sikap mereka dan apa yang mereka kerjakan sekarang adalah penentu masa depannya, siapa yang menanam maka dia yang menuai. Tapi, bukan berarti dia akan terlibat atau terpengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, karena penentu masa depan seseorang adalah dirinya sendiri. 

Era sekarang. Iya, zaman edan, sebagian orang ada yang menyebutnya begitu. Banyak yang mengatakan benar tapi kenyataan salah, dan rasanya hal ini di anggap bukan sebuah masalah apalagi ketika memperoleh imbalan atau hanya sekedar iming - iming uang yang dikatakan lebih berharga dari harga diri. 

Bahkan, ada juga yang hanya sekedar mengikuti tren hanya demi mereka di anggap kekinian atau gaul (Yang menurutku seperti Garangan Ucul). Alasan ini sudah bukan menjadi hal tabu lagi rasanya. Demi terkenal mereka rela menjadi diri bukan mereka, mereka rela jadi orang lain dengan alasan sedang mencari jati diri. 

Entah, aku memang tak begitu paham dengan apa yang dipikirkan jutaan bahkan miliaran manusia yang ada. Aku begitu mengerti apa yang ada di otak merek sebenarnya, hanya saja, aku menuangkan pikiran ini dari apa yang aku lihat, rasakan dan tumpukan pengalaman yang minim ini.

Memang benar. Sekarang ini beredar "GOOD NEWS" tentang "HIJRAH". Perpindahan dari 1 tempat ke tempat lain, hanya saja ini hanya kiasaan saat ini, mereka lebih mengartikan hijrah dari zaman kebodohan atau sering disebut dengan zaman Jahiliah ke zaman yang bener alias ikut aturan agama dengan cara belajar agama, entah otodidak, ikut majlis, mendengarkan ceramah online dan sebagainya. Jujur, aku sangat suka dengan kondisi ini, ketika seseorang memilih menjadi lebih baik dari sebelumnya, misalnya, dari yang tak berjilbab jadi berjilbab. 

Namun, ketika kau tengok ke sisi lain, ke sisi - sisi lainya (maaf bukan maksud mencari kesalahan orang lain) hanya saja saya pernah bertemu beberapa orang yang memang mereka memakai jilbab, hanya saja jilbab yang mereka pakai hanya untuk ikuti tren saja, jika lelah mereka akan melepas. Mereka berjilbab bukan niat karena Allah, bukan Lillah, tapi demi di anggap agamis atau beragama dan di pandang orang lain terlihat taat. Tapi, hatinya tak taat, ada maksud tak apik di balik jilbabnya. 

Bahkan, aku cukup terkejut. Benar - benar terkejut. Sempat bertemu seorang kawan, dia bertanya, sejak kapan aku hijrah? Aku bingung mau jawab apa, karena aku merasa di ajari mengenal Allah sejak kecil, di ajari ngaji, sholat, memakai jilbab dan beberapa hal yang bersangkutan dengan agama, di ajari baik dan benar. Dan ketika aku bertanya, memangnya sejak kapan hijrah? Katanya sejak SMA, karena banyak teman yang memakai jilbab, di waktu itu juga perlahan belajar sholat dan lainnya. 

Ada juga kawan lain yang bertanya sama , aku juga menjawab sama. Dia juga bertanya, apakah pakaian yang ku pakai juga lebar dengan jilbab lebar dan sebagainya. Mungkin salah satu keinginanku adalah memakai pakaian lebar tak berbentuk, berhijab rapi di lingkungan kebanyakan Islam, yang mana semua memiliki agama sama. Hanya saja kenyataan mengatakan beda. Aku di lingkungan masyarakat yang tak semuanya muslim, wlaupun muslimpun kita juga kadang beda pendapat. Jadi, aku menyesuaikan penampilanku dengan lingkunganku, jika memang memungkinkan, aku akan memakai pakaian panjang, dalam artian berhijab panjang. Namun jika tidak memungkinkan, aku akan memakain pakaian yang umum, tetapi tetap berusaha menutup aurat, dan pastinya memakai jilbab.  

Mungkin bagi sebagian orang, pendapatku atau pikiran ku itu salah, tapi, aku tak mau orang membenciku bahkan tak nyaman denganku hanya karena penampilan. Aku tak mau bertengkar dengan orang lain karena masalah sepele yang harusnya bukan sebuah masalah. Apalagi kita tinggal di Indonesia yang mana banyak agama, bukan hanya Muslim. Mungkin bagi sebagian orang akan mentoleri, iya bagi mereka yang paham benar, bagi mereka yang bukan cuma sok paham. Karena menghindari perdebatan, maka aku memilih yang sewajarnya. 

Aku sempat sok juga, ketika ada sebuah kataman Al - Qur'an di rumah. Aku ikut serta dalam bagian para pembaca, walaupun bacaanku masih banyak yang salah. Ada tetangga yang mengatakan bahwa, sudah lama aku di tempat perantauan, tapi masih saja bisa baca Al-Qur'an. 

Aku bertanya - tanya. Sebegitunyakah? Sperti itukah? Belajar untuk di lupakan? Sekedar ada lantas menghilang? 

Bukankah belajar untuk selamanya? Terutama belajar agama? Untuk hidup hingga mati? Membaca Al-Qur'an bukankah salah satu amalan yang wajib? Bukan hanya sekedar belajr membaca lantas di lupakan? Bukankah sholat juga begitu? Sekali belajar untuk selamanya? Bukankan anak yang sudah balig harus dan wajib untuk shalat? Lantas, ini kenapa baru udah gede belajar shalat? 

Ya Allah. Rasanya benar. Setiap orang memiliki caranya masing - masing. Hijrah dengan cara masing masing. Mungkin dulu belum jadi baik, Engkau jadikan baik, bahkan lebih baik dari mereka yang sudah beljar lebih lama. Engkau lebih pahamkan dari pada mereka yang sudah lama untu berusaha paham. Semua terjadi atas kehendakmu. Walaupun kami berusaha keras tapi Engkau tak izinkan, kami tak akan mampu, tapi ketika Engkau mengatakan iya, semua terasa mudah walauapun terlihat tak mungkin. 

Semoga jalan yang kami pilih benar. Jika memang benar, bantu kamii bertahan, jaga kami hingga waktunya pulang. Jika kami masih salah niat, masih ada bengkok atau salah jalan, luruskan. Jangan biarkan kami salah jalan untuk kesekian kali. Jaga kami, dan beri petunjuk agar bertahan di jalan yang Engkau Ridhai. 

Aamiin...

You Might Also Like

0 comments