#SeabadDibagiPapat

[caption id="attachment_373" align="alignnone" width="637"] sumber : https://pixabay.com[/caption]

dia berjuang begitu keras

dia memutuskan sebuah pilihan yang tak semua orang pasti setuju

dia terus melaju, memacu kakinya

dia hentakkan sekeras mungkin

bukan hanya untuk membentak

tapi mengungkapkan

"aku serius"

dia bertahan tetap

ketika badai melanda

ketika kendali mulai goyah

dia tetap bertahan pada pilihannya

dia sangat percaya

semuanya bisa nyata dengan izin-NYA

selama dia berusaha total

berjuang  melaju kencang tanpa henti

melibatkan sebuah do'a setiap hembusan nafasnya

untuk membuktikan bahwa semua mungkin

hanya butuh proses yang panjang

cacian itu menjadi kekuatan

makian itu menyudutkannya mencari tangga

demi tangga untuk naik

bukan mencari kekosongan

mencari tujuan atas

bukan sebuah nama yang dikenal

lebih dari itu

bukti bahwa dia bisa

bukan demi sebuah pujian

bukan

dia hanya ingin mengatakan

"kamu bisa seperti aku"

terbang melayang bersama imajinasi

merangkainya dalam bentuk

"aku bisa"

[caption id="attachment_362" align="alignnone" width="640"] http://pixabay.com[/caption]

Lagi, kau temui aku dengan kondisi yang kacau, kau memaksaku untuk menemuimu di tempat yang sama. Tepian jalan sepi tanpa lampu. Hanya demi ingin mengatakan itu, "Aku sayang...". Hanya kata - kata konyol yang tak ku pernah aku perdulikan hingga hari ini.

" Aku sayang sama kamu. Tapi maaf, aku harus pergi jauh, aku harus menikah dengan dia, wanita itu. Tapi aku masih tetap nyaman denganmu. " bicaranya lirih seolah tak bersalah menghadap padaku.

" MAaf? Apa maksudmu? Jika mau menikah menikah saja. Kau tidak terikat denganku sejak awal. Kita teman. Tapi... janji itu, 2 kelingking di malam itu. Menikahiku tanpa pacaran. Apa artinya? Sedangkan katamu, katamu adalah sabda? Lantas, apa baik jika mengatakan hal konyol ini?" perlahan mataku meneteskan air mata.

kami duduk disebuah kursi panjang dengan penyinaran rembulan malam.

"Aku ingat. TApi aku tidak bisa. Aku harus menikah dengan dia." berusaha mebela diri dia.

"Aku kecewa denganmu. Kita memilih hubungan ini sebagai teman, tapi aku tak suka caramu seperti ini. Tanpa memberi tahu aku bahwa kau sudah tunangan sejak 6 bulan lalu dan memaksaku untuk bertahan. Jika tahu seperti itu, aku akan menjauhimu. KArena aku wanita, dia juga wanita, dan aku juga cemburu. Meskipun kenyataan dari awal kita memang tidak bersatu, tapi, 2 tahun itu bukan waktu lama untu berhubungan. senang sedih kita berbagi. TApi...sudahlah..pergilah...jangan kembali lagi... "lengasung aku berdiri dari bengku dan berusaha berlari.

" Aku akan tetap menghubungimu. " teriaknya tanpa salah.

[caption id="attachment_334" align="alignnone" width="640"] sumber : pixabay.com[/caption]

Panas terik mulai terasa hingga siang ini, meskipun hujan barusan turun masih saja panas ini masih ku rasakan. Secangkir kopi dan beberapa roti ala kadarnya menghiasai meja kecil dekat jendela - jendela usang dari kayu tua. Tak lupa, obrolan - obrolan kecil yang dia lontarkan kecil lirih dengan ekspresinya yang penasaran.

"Seperti inkah rasanya?" ucapnya halus non ekspresi dengan membuka - buka buku kesayanagnnya.

"hah? apa yang seperti ini? rasanay? apa? " bingungku dengan memasang mata melotot penuh pertanyaan.

" iya ini, yang kau bilang enak tiada tandingannya, sepotong roti rasa coklat..." cetusnya sambil tersenyum manis seperti si kopi yang di seruputnya.

"oh.. kenapa? ada apa dengan rasanya? tak begitu enakkah? hingga kau protes? makhlum, baru pertama kalinya aku membuat.." tersenyum nyengir dan menutup wajah malu dengan tangan mungilku.

"baru kali ini, aku merasakan makanan senikmat ini, sepotong brownis rasa coklat pahit dengan kombinasi manis yang terllau banyak gula. " jawabnya dengan berdiri dan pergi begitu saja.

"Mmm..maksudnya? apa? tidak enak ya..tidak usah di makan kalua begitu..." heranku dan kuberusaha berlari mengejarnya.

"Kue brownis pertamamu enak, enak, meskipun secara standart versi restaurant mungkin akan di bilang "not Perfect!!!" tapi bukan itu intinya. Tetapi, rasa yang kau ciptakan unik. kau tahu kenapa unik? karena kau buat kue ini, sepotong khusus untukku ini menggunakan CInta...KAu tulus membuatnya, dan kau ikhlas." jawabnya dengan tersenyum manis dengan ku lantas pergi begitu saja.

Entahlah, aku masih saja tidak paham dengan maksudnya dia apa :-( .