No PLAN ???

Januari 28, 2018



Sering kali orang - orang akan membuat rencana panjang lebar tentang hidup mereka, entah dimulai dari sebuah pendidikan atau dari sebuah pekerjaan yang membawanya untuk membuat sebuah bisnis hebat. Apalagi mereka yang memiliki usia sama sepertiku, berkepala dua di tahun 2017 ini. 
Tapi aku, dengan entengnya mengatakan aku tak pernah tahu bagaimana plan detailku, hanya yang ada di otakku aku menginginkan ini dan itu. Mengingat hari ini aku berada di sebuah tempat penuh tanda tanya.

Jika ditanya bekerja aku memang bekerja. Namun, hari ini pekerjaanku di sebuah dunia trucking tak sesuai harapanku. Bisa jadi karena aku salah perhitungan, tapi bukan juga rasanya. Anggap saja pekerjaanku di awal tahun kurang menarik untuk dipertahankan sehingga aku memutuskan Resign secara kasar di pertengahan Pebruari. 

Sebelum resign aku memang sudah mengirimkan ke surat lamaran ke berbagai perusahaan baik secara online dan offline. Karena kejadian ini aku harus menganggur sekitar 1,5 bulan. Ditambah lagi syarat utama dari pekerjaan yang aku lamar adalah sebuah pekerjaan yang di dalamnya tidak terlibat dengan RIBA. 

Memang benar ini terdengar sok agamis, tapi ini sudah niat awalku. Berusaha menghindari berbagai hal yang berkaitan dengan riba. Jadi, resikonya ya susah cari kerja. Karena dalam pikiranku adalah kenapa harus mencari sementara sedangkan yang serius ada. 

Sebenarnya banyak pekerjaan yang bisa aku lamar dengan kemungkinan 75 % aku diterima. Tapi ya karena syarat ku tadi, aku harus menyingkirkan pekerjaan itu dan untuk tidak tertarik. Bahkan aku juga sempat di terima kerja dan resmi bekerja di perusahaan swasta, namun aku mengundurkan diri. 
Aku mengirimkan pesan singkat bahwa aku mengundurkan diri. Salah satu HRD menelponku, kenapa aku mengundurkan diri. Aku hanya mengatakan "Aku takut ada ribanya." sontak si HRD itu tadi mematikan telpon dan tak mengangkat telponku ulang. 

memang benar ini terdengar konyol, tapi jujur hari ketika aku memasuki perusaan tersebut hatiku protes, bahwa ini tak baik. Jika aku harus bertahan maka aku akan terlibat dengan praktek riba. Hal inilah yang membawaku juga bertanya kepada seorang ahli riba, dan ternyata beliau juga menyarankan untuk keluar dan memintaku untuk mencari pekerjaan lain. 

***
Surat lamaran demi surat lamaran aku kirimkan yang jumlahnya sudah tak terhitung lagi, bahkan hingga kabar interview yang tak kunjung ada balasan membuatku semakin berpikir keras. Berbagai pekerjaan sudah aku lamar mulai dari administrasi, accounting, pekerja pabrik, pekerja restoran atau cafe di dekat atau jauh dari tempat tinggal tapi tak ada yang diterima. 

Kondisi ini sempat membuta aku putus asa. Apalagi aku adalah orang yang paling bertanggung jawab ketika masa depanku salah perhitungan sedetik saja. Di sisi lain, aku tak mau terlalu melibatkan orang tuaku, karena aku takut mereka khawatir dan akan memarahiku habis - habisan dengan menghubungkan dengan resignku di akhir tahun 2014. 

Jujur, aku tak pernah punya planning seperti apa, namun aku hanya pasrah hari itu. Dapat sebuah pekerjaan yang menurut-NYA terbaik di antara berbagai pekerjaan dan include no riba. 

Hingga suatu hari, akhir bulan Maret ketika aku melamar sebuah pekerjaan dari koran. Aku melewati sebuah tulisan "LOWONGAN". Aku berniat melamarnya, namun karena beberapa dokumenku habis, maka aku harus memfoto copynya. Foto copy saja aku harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam demi sebuah biaya murah sekitar 125 rupiah per lembarnya. Harga ini jelas lebih murah jika dibandingkan dengan foto copy di tempatku seharga sekitar 250 rupiah. 

Aku menitipkan lamaranku dan mengisi beberapa form lantas aku pulang begitu saja. Akhir Maret, aku ditelpon untuk interview pukul 3 sore. Aku mengatakan menyanggupinya, kebetulan juga aku hari itu aku ada jadwal interview di jalan yang sama. 

Aku datang dan mengisi beberapa pertanyaan dan di interview langsung oleh sang pemilik perusahaan. Setelah berbicara beberapa hal yang penting, dia memutuskan menerimaku dan mulai Jum'at tanggal 1 April aku bekerja.

Rasanya seperti mimpi. Sekali interview dan aku di terima. Aku mengatakan terimakasih kepada-NYA. Dalam hatiku mengatakan bahwa ini pekerjaan terbaik yang berikan oleh-NYA. Jadi, apapun yang terjadi nanti, DIA memiliki maksud apik untukku, maka aku harus terus berperasangka baik dengan berbagai kondisi. 

***
Banyak hal ku terima ketika aku bekerja di perusahaan ini. Salah satuya adalah ketika aku bertemu dengan seorang wanita seumuran dengan ibuku tapi beragama nonmuslim. Sebelumnya aku juga pernah bekerja sekantor dengan nonmuslim, namun jelas beda rasanya mengingat wanita yang kutemui saat ini adalah seorang ibu dan sebelumnya masih calon ibu. Jadi, berbagai persepsi pendapat yang disampaiakan jelas beda. 

Salah satu hal yang membuatku tertarik adalah dia selalu mendo'akan anaknya ketika anaknya sedang melakukan ujian. Do'anya melalui puasa. Katanya do'a ibu itu segalanya, jadi dia selalu mendo'akan anaknya. Sampai pernah dia tidak mendo'akan anaknya sekali ketika memasuki sekolah perguruan tinggi, ternyata gagal. Disini dia menyadari bahwa do'a ibu itu segalanya. 

Pekerjaan ini juga mengenalkanku dengan beberapa hal berkaitan dengan percetakan. Entah kertas, frontlite atau bahan lainnya hingga proses finishingnya. Apalagi beberapa bulan setelah aku bekerja sebagai Accounting diminta untuk merangkap sebagai bagian gudang. Sehigga mau tak mau aku harus berkenalan dengan banyak hal. 

***

November. Handphoneku berdering dengan nomor tidak di kenal. Aku mengangkatnya, ternyata dari salah satu perusahaan yang pernah aku lamar dimasa aku mencari pekerjaan awal tahun. Mereka memintaku untuk melakukan interview untuk kedua kalinya. Awalnya hari Kamis jam 10 pagi, tapi di undur hari Senin oleh pihak perusahaan dan berubah jam 9 setelah aku nego. 

Sejujurnya aku agak kaget. Aku interview sekitar bulan Pebruari - Maret tapi aku di panggil ulang. Aku sendiri sudah agak lupa apa aku pernah melamar atau tidak. Dapat info lowongan dari mana aku juga lupa, karena sudah terlalu banyak lowongan pekerjaan yang aku coba dan interview di banyak tempat. Di hatiku berbisik, "Maksud-MU apalagi ini? Membawaku ke tempat baru lagikah atau bagaimana ya Allah?". 

Sebelum aku melakukan interview kali ini, aku memilih menghubungi ibu. Iya Ibu. Melapor bahwa aku akan melakukan interview. Aku dimarahi hari itu. Beneran dimarahi olehnya. Tapi aku hanya mengatakan do'akan saja yang terbaik. Jika memang yang tebaik aku ditempat baru ya aku diterima, namun jika tidak aku akan bertahan ditempat lama,berarti rezeki di sana. 

Senin pagi aku izin untuk masuk kerja agak siang dan pulang telat dengan alasan urusan keluarga. Aku paham urusan keluarga adalah alasan klasik. Tapi bukankah benar, bahwa ketika interview sebuah pekerjaan juga untuk keluarga? 

Aku melakukan interview. Benar saja, dalam ingatanku aku memang pernah datang sekali ke tempat ini untuk interview. Berarti aku pernah melamar pekerjaan ini by e-mail. Tapi aku cari di history tidak ada. Entahlagi jika memang aku langsung datang untuk melamar dan langsung interview. Intinya aku lupa. 

Aku bertemu seorang pria berpakaian rapi disebuah ruangan meeting untuk interview. Dia adalah supervisor gudang di perusahaan tersebut. Dia mengakhiri interview "Akan segera saya hubungi, tapi saya berharap kamu bisa bergabung dengan kami."

Hari yang sama, sekitar pukul setengah 12 siang, aku memperoleh telephone dari  no yang sama, perusahaan yang menginterview tadi. Sang HRD mengatakan bahwa aku diterima dan memberiku waktu 2 Minggu untuk resign. Aku mengatakan bahwa aku akan mengusahakan. 

Temanku mengatakan kepadaku bahwa 2 Minggu untuk resign tidak boleh. Rata - rata 1 bulan. Hal ini membatku sedikit kacau. Apalagi akhir November aku harus mengerjakan Stok Opname dan menyelesaikan laporan akhir bulan. Jadi kemungkinan besar tidak akan di ACC oleh bos besar. 

Akhirnya aku menelphone ulang pihak perusahaan dan mengatakan bisakah diperpanjang? Sehingga setidaknya 1 bulan.  Mereka tetap memintaku untuk secepatnya, kalau lebih cepat lebih baik karena mereka sangat butuh. 

Akhirnya aku berusaha mengajukan ke bos dalam waktu 3 Minggu aku resign. ternyata bos menyetujuinya 1 bulan bukan 3 Minggu. Aku nego juga dengan bos bahwa aku resign pertengahan Desember dan bos setuju. Aku menelphone perusahaan baru sekitar pertengahan bulan aku baru bisa masuk kerja, sang HRD menyetujuinya. Kami akhirnya Deal. 

***
kamis sore, seminggu sebelum aku resign, aku memperoleh sebuah telphone dari seorang Pria. Dia menanyakan apakah aku pernah mengirimkan cv ke sebuah media untuk mengikuti workshop di Surabaya. Aku mengatakan iya, walupun sejujurnya aku agak lupa kejadian aku mengirim Cv itu. 
Dia mengatakan bahwa aku di terima menjadi salah satu peserta workshop yang diadakan Minggu depan di salah satu hotel di Surabaya. 

Awalnya aku menolak karena alasan aku sedang posisi resign. Jadi sedikit rumit jika aku meminta izin ke bos. Sehingga aku memutuskan untuk meminta waktu, aku untuk izin ke bos dan diterima oleh sang penelpone. 

Aku menemui bosku dengan 2 pikiran. Di Acc izin dan tidak di Acc untuk izin. Tapi kenyataanya bos mengatakan begini, menurutmu penting atau tidak? Jika hanya untuk senang - senang saja mending tidak. Jika kamu serius maka kamu resign terakhir Senin. Aku mengatakan serius yang mengartikan bahwa resignku maju. 

Jujur aku sedikit syok ketika dapat jawaban di luar dugaan itu. Hatiku mengatakan bahwa "Sepertinya ini maksud Allah. Teka - tekinya terpecahkan 1. Mungkin jika aku sudah berada di tempat baru aku tidak akan di Acc untuk hadi di workshop, tapi inilah cara Allah. Keren. Penuh Kejutan." 

Kejadian demi kejadian aku memang mengatakan kepada ibuku. Memang terkesan seperti anak kecil, namun entah kenapa aku harus mengatakannya walaupun hanya mengatakan begitu saja. 

Senin aku memasuki untuk terkahir kalinya, ternyata pekerjaanku belum selesai, sehingga aku menyelesaikan hari Selasa di hari acara tiba hingga sekitar pukul 1 siang. karena memang pekerjaanku tak selesai, aku mengajukan ke bos untuk mundur resign hari Sabtu. Jadi Sabtu aku akan masuk kerja lagi untuk menyelesaikan seluruh pekerjaanku. 

*** 

Selasa sore, aku mendatangi salah satu hotel di Surabaya dengan membawa beberapa bontotan yang dibutuhkan selama 4 hari 3 malam. Sebenarnya rasanya seperti mimpi bisa menjadi salah satu peserta Workshop yang mengangkat tema tentang Kertas dan peradaban ini. Apalagi pesertanya hanya 25 orang saja ditambah beberapa peserta dari sponsor. 

Di tempat ini aku bertemu banyak penulis dari berbagai latar belakang. Baik mahasiswa, pekerja, pengusaha bahkan asli penulis. Di tempat ini juga aku bisa bertemu teman lama, si buku Sidu di bumi kelahirannya. Bahkan banyak hal lain juga yang aku terima. 

Jum'at sebelum acara selesai, aku memperoleh telphone dari HRD perusahaan baru untuk konfir apakah aku sudah siap masuk kerja hari Senin. Aku siap dan kami berdua deal. Aku senin akan berpindah jalur. 

***

Sabtu, aku masih saja masuk kerja di tempat lawasku. Mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum usai. Listrik padam, untungnya aku masih memiliki copyan file di E-mailku. Hal ini dapat aku gunakan untuk mengerjakan pekerjaanku apalagi manual. Jadi aku hanya butuh bantuan cahaya saja. 

karena kondisi tak memungkinkan , aku membawa pekerjaanku ke kos, untuk menyelesaikan semuanya. Terutama yang bersifat manual tadi. Akhirnya Minggu sore, ketika pasukan air menyerang kota Pahlawan aku membawa pekerjaanku ke Kantor dan membuat sebuah tuisan jika ada yang ditanyakan hubungi aku via pesan WhatsApp atau by phone. 

Senin aku memasuki negara baru di belahan kota Pahlawan lainnya. Aku mengulangi kejadian yang mirip seperti akhir tahun 2014, hanya saja dalam suasana yang berbeda. Kali ini aku menjadi bagain gudang yang mengajakku berkenalan dengan berbagai barang aluminium. Walaupun masih masa uji coba hingga hari ini, namun minimal DIA sudah mengajakku berkelana ke belahan bumi lainnya untuk belajar. 

***
Kejadian demi kejadian di tahun ini, 2017 benar - benar di luar dugaanku. Bocah yang sudah memasuki usia kepala dua dengan status pekerjaan tidak tetap jelas tidak menarik mata.
Namun, aku percaya bahwa apa yang terjadi kemarin menjadi bagia terpenting untuk masa depanku yang sudah di atur oleh DIA. Anggap saja sebagai potongan Puzzle yang belum lengkap. 

Jadi rasanya bisa pindah kerja 2 kali dalam setahun dengan sekali melamar benar - benar di luar kontrolku. Bisa mengenal banyak orang penulis dari berbagai tempat dan mengunjungi salah satu perusahaan kertas besar juga di luar kontrolku. 

Benar - benar aku tidak memiliki planning secara detail seperti apa masa depanku, bahkan 2 bulan yang akan datang, aku masih tak tahu bagaimana hidupku. aku bertahan di perusahaan baru ini dan berkencan dengan aluminium setipa pagi hingga sore atau aku akan di ajak berkelana lagi oleh DIA ke belahan bumi lainnya. 

Jadi, bagiku masa depan masih samar. Walaupun ada beberapa hal yang harus aku capai, anggap saja cita - cita. Tapi bagaimana jalan ceritanya aku bisa memperoleh si cita - cita yang menurutku apik dan DIA atau menurut-NYA apik tapi aku mengatakan tidak masih belum tahu. Karena setiap apa yang terjadi hari ini 99 % kontrolnya ada di pemilikku, Allah. 



Bumi, 28 Januari 2018 
Tepat pukul 04.30 WIB. 

You Might Also Like

0 comments